Aku mencintainya seperti bayangan yang mencintai
bendanya. Yang tak pernah terpisah walau tak pernah bisa bersama. Yang
diam-diam menjadikannya tujuan untuk terus ada dan nyata. Aku tahu aku bodoh,
tapi aku tak peduli.
Aku tak peduli. Aku menutup mata, telinga, dan segala
indra demi terus bersamanya. Karena yang ku tahu, hanya dialah satu-satunya
orang yang tersisa. Di antara banyaknya orang yang terus memunggungiku, dialah
yang tetap tinggal.
Hingga sampai akhirnya dusta yang menguak semuanya.
Yang memberitahuku kalau dia tidak benar-benar tinggal di sisiku.
***